@ 2 syawal 1434 H / 9 agustus 2013
MAWAR YANG TERASINGKAN.....
Mawar itu sangat indah,, indah seperti
warna dan baunya. Indah di pandang namun sulit untuk dirasakan. Mawar itu
tumbuh di taman yang indah yang di kelilingi oleh beribu-ribu bunga yang
menawan. Setiap hari mawar itu mekar dan memberikan kesejukan bagi yang
memandangnya. Entah kenapa mawar itu begitu indah, ya sangatttt indah.... semua
orang menyukainya tak terkecuali pemilik mawar itu. Namun itu dulu, sekarang
mawar yang indah itu telah berubah. Mawar itu seakan senyap diantara
bunga-bunga yang menawan. Mawar merah itu seakan layu, tak merekah seperti
biasanya. Bahkan duri-duri itu terus tumbuh mengelilingi mawar indah itu.
Bunga-bunga yang lainnya pun seakan berbisik, mana mawar merah yang indah itu,
yang sangat indah dan menawan jika di pandang ? ada apa dengannya?
Hari berganti hari, bulan berubah
menjadi mentari, namun itu semua tidak merubah mawar indah itu. Seakan terus
meratapi kesedihan yang terus menghantuinya. Yah.... setahun yang lalu mawar
itu kehilangan pemiliknya. Pemilik yang telah melahirkannya, mencintainya,
menyayanginya sepenuh hati. Dia adalah sosok wanita yang sangat sempurna dan
tak ada duanya. Dimatanya wanita itu sangat istimewa, walaupun ada beribu-ribu
wanita yang datang menghampirinya, wanita itu tetep istimewa di lorong hatinya
dan tak ada satu orangpun yang bisa menggantikan peran wanita itu di hatinya.
Walaupun mawar itu berusaha mencoba membuka lorong hatinya dengan lentera cinta
wanita lain, entah kenapa lorong itu terus menolaknya.
Yahhh.. inilah takdir yang harus mawar
indah itu lalui. Tanah merah itu masih basah, Belum genap setahun setelah
sepeninggal sang ibu, mawar indah itu mendapat satu kabar yang sangat
mengguncang hatinya. Ayah yang dulu sempat mencintai ibunya ternyata secara
tidak langsung dia menghianati cinta ibunya. Sang ayah jatuh hati pada seorang
wanita, wanita itu adalah tetangganya sendiri dan ternyata sekitar sebulan lagi
mereka akan melangsungkan pernikahan. Hati anak mana yag ga ngerasa sakit hati
mendengar berita yang sangat mendadak seperti ini. Yah... walaupun mereka akan
menikah setidaknya tidak di waktu yang singkat dan secepat ini. Setidaknya sang
ayah memikirkan terlebih dahulu nasib anak-anaknya di kemudian hari dan
setidaknya juga sang ayah menikah setelah mawar indah itu merasakan dan meneguk
manisnya sebuah mahligai rumah tangga.
Namun semua itu fatamorgana, hanyalah
hayalan sang mawar. Hari demi hari mawar indah itu terus meratapi kesedihannya,
air mata terus membasahi wajahnya yang ayu itu setiap hari, berharap dan terus
berharap andaikan keajaiban itu datang kepadanya, andaikan sang ayah luluh
hatinya dan mau menerima sarannya, pikirnya saat itu.... namun harapan itu
pupus sudah. Mawar itu tak bisa menahan keinginan sang ayah, bersalah sempat
melintas di hati dan pikirannya, namun apa mau dikata takdir berkata lain, ayah
yang dulu sempat mengikrarkan janji sehidup semati di depan penghulu bersama
ibunya, kini dia mengikrarkannya kembali tapi dengan wanita lain. Senang campur
sedih itulah perasaan mawar indah itu saat itu. Mau tidak mau, suka atau tidak
suka itulah takdir yang harus dia hadapi dan babak kehidupan mawar yang barupun
dimulai dari sini.
Inilah babak kehidupan baru yang harus
dijalani mawar indah nan ayu. Tangan yang dulu mulus sekarang telah berubah
menjadi kasar. Dia bukanlah tipikal orang yang suka beres-beres rumah apalagi
masak. Tapi sekarang mau tidak mau tangan mulusnya harus bisa mengerjakan
pekerjaan rumah dan menggantikan peran ibu dan ayah sekaligus bagi kedua
adiknya. Maklum semenjak ayahnya berlabuh ke hati wanita lain, sejak saat itu
sang ayah jarang menemui dia dan kedua adiknya. Seakan sang ayah terlena dengan
manisnya bidug rumah tangga baru bersama pujaan hatinya dan melupakan ketiga
putra putrinya. Yahhhh.. secara tidak langsung gambarannya seperti itu.
Sekarang adik yang kedua tinggal di pesantren dan sekolah disana, adik yang
ketiga tinggal bersama ibu barunya maklum adiknya ini masih kecil sehingga dia
tak terlalu menghawatirkan apa yang terjadi di sekelilingnya, kepergian
adik-adiknya ini sedikit membuat sang mawar indah ini lega dan tidak lega,
sedikitnya beban yang dia pikul tidak terlalu berat. Sekarang sang mawar ini
tinggal di rumah peninggalan ibu dan ayahnya bersama neneknya, rumah yang
begitu banyak history bagi dia. Di setiap sudut rumahnya memiliki kenangan yang
begitu kuat bagi dirinya. Namun hidup adalah perjuangan dan pilihan, dan inilah
takdir dia.....
Hari demi haripun terus dilaluinya
dengan ikhlas. Hingga suatu hari mawar indah itu pun membawa kabar yang
mengagetkan. Dia keluar dari sekolah tempat dia bekerja, kebetulan semenjak
keluar dari SMP dia dipercaya oleh guru di pesantrennya untuk mengajari
anak-anak diniyah. Bunga-bunga yang ada di sekelilingnyapun heran dan terkejut,
kenapa????
Selang beberapa bulan, ceritapun menguak
kepermukaan. Cerita tentang sang mawar yang ayu yang dulu sempat dia
sembunyikanpun akhirnya terdengar oleh bunga-bunga yang lain. Dia mengidap
penyakit paru-paru dan tiga rusuknya telah hilang. Setiap minggu dia harus
berobat dan tidak sedikit uang yang harus dia keluarkan tiap minggunya, sedangkan
sang ayah hanya ngasih uang 7000 perharinya. Hal apapun telah dia lakukan demi
kesembuhan penyakitnya, bahkan saking butuh uang, dia rela menjual barang-barang
miliknya. Sedikit demi sedikit badannya mulai menyusut, dulu badan dia sangat
besar namun sekarang..... astagfirulloh.... dan satu hal yang membuat orang
tercengang, orang yang pertama kali dan selalu mengantar dia kedokter bukan ibu
tirinya melainkan tetangganya.
Seakan tak merasa jera dengan kondisi
sang anak, sang ayah tetap kurang memperhatikan anak-anak nya dari pernikahan
sebelumnya, yang sang ayah pikirkan adalah nasib anak dari istri barunya.
Walaupun anak itu adalah anak tirinya namun sang ayah sangat menyayangi dan
memprioritaskan anak itu ketimbang anak kandungnya. Baik dalam hal pakaian ataupun
dalam hal yang lainnya. Beberapa hari menjelang idul fitri, sang ibu yang telah
wafat sempat mendatangi sang mawar di mimpinya, intinya walaupun beliau sudah
meninggal tapi beliau selalu memperhatikan putra-putrinya, walaupun di dimensi
yang berbeda.
Ada satu lagu yang mungkin bisa
menggambarkan perasaan dan hati sang mawar. Bahwa “ibu tiri hanya cinta kepada
ayahku saja”. Subhanalloh, ternyata peran seorang ibu kandung tidak bisa di
gantikan oleh siapapun bahkan oleh seorang ibu tiri sekalipun. Kasih sayang dan
cinta ibu kandung begitu istimewa di hati seorang anak. Beruntung dan
bersyukurlah kalian yang masih mempunyai orang tua yang lengkap apalagi seorang
ibu. Jangan pernah sia-siakan mereka, sayangi , patuhi dan ta’at kepadanya,
karena penyesalan itu tak bisa diulang, penyesalan itu selalu datang belakangan.....
^_^
By : * [ Lathifatul Insiyah ] ^_^... *