KARAKTERISTIK DAKWAH
Dakwah
bisa di artikan sebagai amal ma’ruf nahyil munkar (menyeru pada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar). Berbicara tentang dakwah pasti tidak akan lepas
dari yang namanya peran seorang da’i.
Da’i
merupakan salah satu instrument dalam proses perbaikan moral umat agar bisa
memilih dan memilah mana yang sesuai dan mana yang tidak sesuai. Setelah itu,
tugasnya adalah menyampaikan kepada umat bahwa inilah yang sesuai dengan ajaran
Islam. Sehingga pada akhirnya umat tidak terjebak oleh informasi-informasi yang
menyesatkan umat Islam sendiri dan yang menjauhkan umat Islam dari kedekatannya
kepada Allah Swt. Seorang da’i juga harus memahami bahwa watak dasar dakwah
adalah mengubah ke arah yang lebih baik. Jadi, ukuran keberhasilan dakwah terletak
pada bagaimana dakwah bisa membawa perubahan menjadi lebih baik kepada umat.
Hari ini menjadi tuntutan bagi para da’i untuk benar-benar meluruskan niat
dalam berdakwah, sehingga tujuan dakwah dapat tercapai dengan baik.
Untuk
merealisasikan hal tersebut maka seorang da’i harus memahi karakteristik dakwah
itu sendiri. Rosululloh s.a.w pernah mengatakan bahwa “akan ada
da’i-da’i yang menyeru pada pintu neraka, mereka berkata dengan bahasa kita dan
berpakaian dengan pakaian kita.” Maka dari itu
seorang da’i harus memahami karakter dakwahnya itu sendiri sebelum para da’i
tersebut terjun langsung pada lingkaran dakwah ini. Berikut karakteristik
dakwah menurut beberapa sumber:
1.
Rabbaniyyah (berorientasi ketuhanan) Segala elemen di dalam
dakwah diorientasikan kepada Allah, berawal dari Allah, berakhir pun kepada
Allah. Pelaku dakwah rabbani harus memiliki sifat yang tidak lemah,
tidak bersedih hati, tidak wahn tetapi berani dan siap berhadapan dengan
siapapun. Dakwah rabbani juga menjunjung tinggi syura yang merujuk kepada Allah
(sumber), Rasul (cara), dan ulil amri (nizam). (QS. Ali-imran 79 &
146)
2. Islamiyyah gobla jam’iah (keislaman
sebelum organisasi) yang disampaikan dan menjadi agenda utama dakwah adalah
Islam itu sendiri. Organisasi hanyalah merupakan alat dan cara. Pernyataan ini adalah usaha meluruskan dan untuk
menduhulukan Islam dari jamaah sehingga mengenal Islam dan sadar Islam adalah
prioritas utama yang kemudian dapat menerima peranan jamaah setelah kesadaran
Islam. Hal ini akan membentuk sikap kepada pribadi untuk menerima semua
golongan atau mau berdakwah kepada semua golongan sehingga memudahkan munculnya
dakwah ustadziyatul ‘alam. Pendekatan Islamiyah juga berarti kita
memberikan bagaimana semestinya kita seorang muslim dengan dakwah Islamiyah
akan terbentuk syakhshiyah Islamiyah. (QS. Ar Ruum 30:31-32) (QS. Al Hujurat 49:13) (QS. Ali
Imron 3:103)
3. Syamil (komprehensif) dan tidak
sebagian-sebagian. Islam adalah satu kesatuan sistem yang bagian-bagiannya
tidak terpisahkan satu sama lain. Dakwah syamil juga menekankan peranan dan
aktivitas dakwah yang membahas masyarakat dan keahlian, dakwah juga bertumpu
kepada jihad dan tegaknya syariat. Dakwah syamilah berperan di dalam membangun
masyarakat melalui potensi dirinya. Pemahaman terhadap dakwah syamilah ini akan
membuka pemikiran aktivis perlunya dakwah dan agar Islam dapat diterima
masyarakat. Diterimanya aktivis oleh masyarakat tentunya mempunyai beberapa
ciri misalnya karena tokoh, status, kemampuan, dsb. (QS. Al Baqarah 2:208) (QS. Al An ‘am 6:161-162)
4. Mu’ashirah (aktual-modern) dan tidak
konservatif. Dakwah harus selalu dapat menjawab dan menyelesaikan problematika
zaman. Segala yang berbau dakwah tidak ada yang kadaluwarsa. Pendekatan mu’asirah berarti mengambil situasi dan
kondisi, peristiwa, sikap, keperluan dan kemudian dikaitkan dengan sasaran.
Pendekatan mu’sirah di dalam dakwah misalnya dakwah dengan internet, power
point dan sebagainya.
5.
Mahaliyah
wa’alamiyah (lokal dan internasional) Islam mempunyai sifat semestawi. namun
Islam juga memasyarakat. Artinya, dakwah Islam juga memberikan perhatian yang
sama seriusnya kepada permasalahan lokal. (QS. Saba
34:28) (QS. Al Anbiya 21:107)
6. ‘Ilmiyah (selaras dengan logika).
Dakwah Islam selalu berusaha memberikan kesadaran islami. Karena Islam bukan
dogma. Islam membangkitkan kesadaran atas dasar makrifat dengan hujjah yang
nyata. (QS. Al Isro 17:36) (QS. AL
Baqarah 2:256)
7. Bashirah Islamiyyah (pandangan
Islami). Gagasan, konsepsi, dan pemikiran yang ada di dalamnya selalu islami,
tidak sekuler, materialis, kapitalis, liberal dan sejenisnya.
8. Inqilabiyah (perubahan total), bukan
reformasi tambal sulam, sehingga akan jelas antara yang haq dan yang batil.
Upaya ini melahirkan ketakwaan.
9. Mana’atul Islam (kekebalan Islam) Dakwah
memberikan kekebalan Islam melalui:
- Penguasaan teori, yaitu dengan memahami prinsip, fikrah dan sistem.
- Penguasaan teori, yaitu dengan memahami prinsip, fikrah dan sistem.
-
Penguasaan
moral, diperoleh dengan berbagai latihan: kemauan yang kokoh dan kesetiaan yang
kokoh.
- Penguasaan
amal, dicapai melalui: pergerakan yang berkelanjutan dan kesadaran berkorban.
*Lathifatul Insiyah... ^_^ *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar