Senin, 16 Maret 2015

** KARAKTERISTIK DAKWAH **


KARAKTERISTIK DAKWAH


Dakwah bisa di artikan sebagai amal ma’ruf nahyil munkar (menyeru pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar). Berbicara tentang dakwah pasti tidak akan lepas dari yang namanya peran seorang da’i.

Da’i merupakan salah satu instrument dalam proses perbaikan moral umat agar bisa memilih dan memilah mana yang sesuai dan mana yang tidak sesuai. Setelah itu, tugasnya adalah menyampaikan kepada umat bahwa inilah yang sesuai dengan ajaran Islam. Sehingga pada akhirnya umat tidak terjebak oleh informasi-informasi yang menyesatkan umat Islam sendiri dan yang menjauhkan umat Islam dari kedekatannya kepada Allah Swt. Seorang da’i juga harus memahami bahwa watak dasar dakwah adalah mengubah ke arah yang lebih baik. Jadi, ukuran keberhasilan dakwah terletak pada bagaimana dakwah bisa membawa perubahan menjadi lebih baik kepada umat. Hari ini menjadi tuntutan bagi para da’i untuk benar-benar meluruskan niat dalam berdakwah, sehingga tujuan dakwah dapat tercapai dengan baik.

Untuk merealisasikan hal tersebut maka seorang da’i harus memahi karakteristik dakwah itu sendiri. Rosululloh s.a.w pernah mengatakan bahwa “akan ada da’i-da’i yang menyeru pada pintu neraka, mereka berkata dengan bahasa kita dan berpakaian dengan pakaian kita.” Maka dari itu seorang da’i harus memahami karakter dakwahnya itu sendiri sebelum para da’i tersebut terjun langsung pada lingkaran dakwah ini. Berikut karakteristik dakwah menurut beberapa sumber:

1.     Rabbaniyyah (berorientasi ketuhanan) Segala elemen di dalam dakwah diorientasikan kepada Allah, berawal dari Allah, berakhir pun kepada Allah. Pelaku dakwah rabbani harus memiliki sifat yang tidak lemah, tidak bersedih hati, tidak wahn tetapi berani dan siap berhadapan dengan siapapun. Dakwah rabbani juga menjunjung tinggi syura yang merujuk kepada Allah (sumber), Rasul (cara), dan ulil amri (nizam). (QS. Ali-imran 79 & 146)

2.  Islamiyyah gobla jam’iah (keislaman sebelum organisasi) yang disampaikan dan menjadi agenda utama dakwah adalah Islam itu sendiri. Organisasi hanyalah merupakan alat dan cara. Pernyataan ini adalah usaha meluruskan dan untuk menduhulukan Islam dari jamaah sehingga mengenal Islam dan sadar Islam adalah prioritas utama yang kemudian dapat menerima peranan jamaah setelah kesadaran Islam. Hal ini akan membentuk sikap kepada pribadi untuk menerima semua golongan atau mau berdakwah kepada semua golongan sehingga memudahkan munculnya dakwah ustadziyatul ‘alam. Pendekatan Islamiyah juga berarti kita memberikan bagaimana semestinya kita seorang muslim dengan dakwah Islamiyah akan terbentuk syakhshiyah Islamiyah. (QS. Ar Ruum 30:31-32) (QS. Al Hujurat 49:13) (QS. Ali Imron 3:103)

3.    Syamil (komprehensif) dan tidak sebagian-sebagian. Islam adalah satu kesatuan sistem yang bagian-bagiannya tidak terpisahkan satu sama lain. Dakwah syamil juga menekankan peranan dan aktivitas dakwah yang membahas masyarakat dan keahlian, dakwah juga bertumpu kepada jihad dan tegaknya syariat. Dakwah syamilah berperan di dalam membangun masyarakat melalui potensi dirinya. Pemahaman terhadap dakwah syamilah ini akan membuka pemikiran aktivis perlunya dakwah dan agar Islam dapat diterima masyarakat. Diterimanya aktivis oleh masyarakat tentunya mempunyai beberapa ciri misalnya karena tokoh, status, kemampuan, dsb. (QS. Al Baqarah 2:208) (QS. Al An ‘am 6:161-162)

4.   Mu’ashirah (aktual-modern) dan tidak konservatif. Dakwah harus selalu dapat menjawab dan menyelesaikan problematika zaman. Segala yang berbau dakwah tidak ada yang kadaluwarsa. Pendekatan mu’asirah berarti mengambil situasi dan kondisi, peristiwa, sikap, keperluan dan kemudian dikaitkan dengan sasaran. Pendekatan mu’sirah di dalam dakwah misalnya dakwah dengan internet, power point dan sebagainya.

5.    Mahaliyah wa’alamiyah (lokal dan internasional) Islam mempunyai sifat semestawi. namun Islam juga memasyarakat. Artinya, dakwah Islam juga memberikan perhatian yang sama seriusnya kepada permasalahan lokal. (QS. Saba 34:28) (QS. Al Anbiya 21:107)

6.   ‘Ilmiyah (selaras dengan logika). Dakwah Islam selalu berusaha memberikan kesadaran islami. Karena Islam bukan dogma. Islam membangkitkan kesadaran atas dasar makrifat dengan hujjah yang nyata. (QS. Al Isro 17:36) (QS. AL Baqarah 2:256)

7.  Bashirah Islamiyyah (pandangan Islami). Gagasan, konsepsi, dan pemikiran yang ada di dalamnya selalu islami, tidak sekuler, materialis, kapitalis, liberal dan sejenisnya.

8.   Inqilabiyah (perubahan total), bukan reformasi tambal sulam, sehingga akan jelas antara yang haq dan yang batil. Upaya ini melahirkan ketakwaan.

9.   Mana’atul Islam (kekebalan Islam) Dakwah memberikan kekebalan Islam melalui:
-   Penguasaan teori, yaitu dengan memahami prinsip, fikrah dan sistem.
-     Penguasaan moral, diperoleh dengan berbagai latihan: kemauan yang kokoh dan kesetiaan yang kokoh.
- Penguasaan amal, dicapai melalui: pergerakan yang berkelanjutan dan kesadaran berkorban.




 *Lathifatul Insiyah... ^_^ *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar