Al Thufail bin ‘Amr Al Dausy
Al Thufail bin ‘Amr Al
Dausy adalah pemimpin kabilah ‘Daus’ pada masa jahiliah. Dia adalah salah satu
sosok pemuka Arab yang berpengaruh, dan salah seorang tokoh yang terhormat. Dia
adalah sosok yang dermawan suka memberi, pintar, cerdas, pemurah dan seorang
penyair di zamannya.
Suatu hari Thufail
keluar dari rumahnya dan pergi di mekah. Ketika itu di kota mekkah sedang
bergejolak peperangan antara Rosululloh dengan kaum Quraisy. Pada saat itu
kedatangan seorang pemuka sangat dinantikan dan mereka sangat berpengaruh bagi
kaum yang lain. Pada saat itu Thufail datang ke mekkah, dan tanpa disengaja dan
tidak diduga Thufail bergabung dalam pergolakan tersebut, padahal hal tersebut
bukanlah tujuan yang beliau ancang-ancang sebelumnya.
Kemudian pada saat itu
kaum quraisy pun datang menghampiri Thufail. Kaum quraisy tersebut menceritakan
dan menjelek-jelekkan rosululloh kepada Thufail, mereka tidak menginginkan
jikalau thufail dan kaumnya termakan hasudan rosululloh. Thufailpun berfikir
sejenak ternyata begitu dahsyat dan kejamnya ajaran yang dibawakan oleh
Muhammad.
Suatu hari, seperti
biasa Thufail pergi ke mesjid untuk sembahyang dengan menyembah berhala.
Telinganya di tutupi dengan kapas karena takut mendengar kata-kata dari
muhammad. Ketika sampai di mesjid, Thufail mendapati Rosululloh sedang solat,
dan solat yang di lakukan oleh Rosul berbeda dengan solat yang sering dia
lakukan. Ada keindahan dan ketenangan ketika rosul melakukan solat. Kemudian
thufailpun mendekati rosul sedikit demi sedikit. Ketika rosul keluar dari
mesjid menuju rumahnya, thufail terus mengikuti rosul sampai ke rumahnya.
Ketika sampai di rumah, Thufailpun
meminta kepada rosul untuk membacakan ayat yang sangat menentramkan itu. Dengan
senang hati dan tanpa paksaan, rosulpun menceritakan dan membacakan beberapa
ayat. Mendengar syair-syair yang sangat indah itupun langsung dari mulut rosul,
thufailpun tertegun. Bahwa ternyata apa yang dikatakan oleh kaum quraisy
tentang muhammad semua itu salah besar, dan sayang sekali seorang penyair
yang teladan dan pintar seperti dirinya
bisa gampang percaya dengan apa yang diucapkan oleh kaum quraisy. Tidak
beberapa lama, thufailpun mendeklarasikan keimanannya kepada rosul dan masuk
islam. Ayat Al-quran yang pertama kali thufail dengar adalah surat al-ikhlas
dan al-falaq.
Beliau selalu ikut serta
dan tidak pernah absen menemani rosul. Kemudian ketika thufail hendak pulang ke
Daus (ke kampungnya) beliaupun sedikt gelisah dengan perbedaan yang terjadi di
dalam dirinya dan beliau bingung bagaimana cara menyiarkan islam di kaumnya
nanti. Kemudian rosulpun berdo’a “Allahumma ij’al lahu ayatan (Ya Allah
jadikanlah untuknya sebuah tanda kekuasaan).”
Ketika sampai di kaum
dan rumahnya Thufailpun tidak berdiam diri, beliau langsung berdakwah mulai
dari orang terdekatnya yaitu keluarganya. Orang pertama yang mengikuti ajaran
rosul di keluarganya adalh ayahnya, kemudian di lanjut istri dan anaknya.
Setelah semua kelurganya masuk islam, thufail pun mulai memberanikan diri
ekspos keluar, dan orang pertama yang mengikuti ajaran rosul di luar
keluarganya adalah abu hurairoh.
Ketika itu thufail pergi
menemui rosul bersama dengan abu hurairoh. Kemudian beliau pun menceritakan
tentang dakwah yang beliau serukan kepada kaumnya. Abu hurairohpun khawatir
dengan apa yang akan di do’akan oleh rosul, abu hurairoh takut jikalau rosul
akan berdo’a untuk membinasakan kaumnya. Maka akupun berkata: “Ya kaumku….”
Akan tetapi Rasulullah Saw berdoa: “Ya Allah berilah petunjuk bagi kaum Daus…
Ya Allah berilah petunjuk bagi kaum Daus… Ya Allah berilah petunjuk bagi kaum
Daus.” Lalu Beliau menoleh ke arag Thufail seraya bersabda: “Kembalilah ke
kaummu dan berlaku haluslah kepada mereka dan ajaklah mereka memeluk Islam!”
suatu hari ketika rosul
hijrah ke madinah, Thufail mendatangi rosul dengan 80 kaumnya yang telah masuk
islam. Beliau, keluarganya, dan kaumnya mengabdikan diri kepada rosululloh dan
selalu ikut dalam berbagai peperangan yang di ikuti oleh kaum muslimin hingga
rosululloh wafat. Bahkan thufail berhasil membakar Dzul Kafain berhala milik
kaum daus yang sangat di hormati oleh kaum daus. Ketika berhala tersebut
berhasil di bakar maka seluruh kaum dauspun masuk islam.
Ketika masa ke
khalifahan abu bakar as sidiq, ketika itu terjadi peperangan terhadap kaum
murtad. Al Thufail berangkat dalam barisan terdepan kaum muslimin untuk
memerangi Musailamah Al Kadzab. Dan ia ditemani oleh anaknya yang bernama ‘Amr.
Malam harinya beliau bermimpi dan ternyata mimpi itu menjadi suatu firasat
tentang dirinya. Al thufail salah seorang sahabat rosul yang agungpun wafat dan
menghembuskan nafasnya yang terakhir dan tercatat sebagai syuhada. Sedangkan
putranya ‘Amr masih terus mengibarkan panji islam sampai perang berakhir, namun
sayangnya ketika pulang kerumah ‘Amr harus ikhlas dengan tidak membawa serta
ayahnya karena syahid di medan perang dan juga ‘Amr harus rela mengikhlaskan
tangan kanannya hilang.
Pada masa kekhalifahan
Umar bin Khattab, ‘Amr bin Thufail datang menghadap. Saat itu Umar sedang mendapat
makanan, dan banyak orang yang berada di sekelilingnya. Umar mengajak semua
orang tadi untuk menikmati makanannya. ‘Amr menolak undangan makan itu. Umar
lalu berkata kepadanya: “Apa yang terjadi denganmu… apakah engkau tidak mau
makan karena merasa malu karena tanganmu.” Ia menjawab: “Benar, ya Amirul
Mukminin.” Umar berkata: “Demi Allah, aku tidak akan mencicipi makanan ini
hingga ia tersentuh oleh tanganmu yang buntung itu… Demi Allah tidak ada
seorangpun di kaum ini yang sebagian anggota tubuhnya berada di surga selain
kamu.”
Ketika perang Yarmuk
bergejolak, ‘Amrpun berada dalam barisan terdepan dan dia sangat memimpikan
syahid di medan perang semenjak ayahnya meninggal. Namun Alloh ternyata
mengabulkan do’anya. ‘Amrpun wafat dan tercatat sebagai syuhada menyusul
ayahnya.
Rohimahumulloh
Al Thufail bin ‘Amr Al Dausy..
*Lathifatul Insiyah.... ^_^ *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar