Selasa, 17 Maret 2015

SIROH SHOHABIAH (AL THUFAIL BIN 'AMR AL DAUSY)


Al  Thufail bin ‘Amr Al Dausy

Al Thufail bin ‘Amr Al Dausy adalah pemimpin kabilah ‘Daus’ pada masa jahiliah. Dia adalah salah satu sosok pemuka Arab yang berpengaruh, dan salah seorang tokoh yang terhormat. Dia adalah sosok yang dermawan suka memberi, pintar, cerdas, pemurah dan seorang penyair di zamannya.

Suatu hari Thufail keluar dari rumahnya dan pergi di mekah. Ketika itu di kota mekkah sedang bergejolak peperangan antara Rosululloh dengan kaum Quraisy. Pada saat itu kedatangan seorang pemuka sangat dinantikan dan mereka sangat berpengaruh bagi kaum yang lain. Pada saat itu Thufail datang ke mekkah, dan tanpa disengaja dan tidak diduga Thufail bergabung dalam pergolakan tersebut, padahal hal tersebut bukanlah tujuan yang beliau ancang-ancang sebelumnya.

Kemudian pada saat itu kaum quraisy pun datang menghampiri Thufail. Kaum quraisy tersebut menceritakan dan menjelek-jelekkan rosululloh kepada Thufail, mereka tidak menginginkan jikalau thufail dan kaumnya termakan hasudan rosululloh. Thufailpun berfikir sejenak ternyata begitu dahsyat dan kejamnya ajaran yang dibawakan oleh Muhammad.

Suatu hari, seperti biasa Thufail pergi ke mesjid untuk sembahyang dengan menyembah berhala. Telinganya di tutupi dengan kapas karena takut mendengar kata-kata dari muhammad. Ketika sampai di mesjid, Thufail mendapati Rosululloh sedang solat, dan solat yang di lakukan oleh Rosul berbeda dengan solat yang sering dia lakukan. Ada keindahan dan ketenangan ketika rosul melakukan solat. Kemudian thufailpun mendekati rosul sedikit demi sedikit. Ketika rosul keluar dari mesjid menuju rumahnya, thufail terus mengikuti rosul sampai ke rumahnya.

Ketika sampai di rumah, Thufailpun meminta kepada rosul untuk membacakan ayat yang sangat menentramkan itu. Dengan senang hati dan tanpa paksaan, rosulpun menceritakan dan membacakan beberapa ayat. Mendengar syair-syair yang sangat indah itupun langsung dari mulut rosul, thufailpun tertegun. Bahwa ternyata apa yang dikatakan oleh kaum quraisy tentang muhammad semua itu salah besar, dan sayang sekali seorang penyair yang  teladan dan pintar seperti dirinya bisa gampang percaya dengan apa yang diucapkan oleh kaum quraisy. Tidak beberapa lama, thufailpun mendeklarasikan keimanannya kepada rosul dan masuk islam. Ayat Al-quran yang pertama kali thufail dengar adalah surat al-ikhlas dan al-falaq.

Beliau selalu ikut serta dan tidak pernah absen menemani rosul. Kemudian ketika thufail hendak pulang ke Daus (ke kampungnya) beliaupun sedikt gelisah dengan perbedaan yang terjadi di dalam dirinya dan beliau bingung bagaimana cara menyiarkan islam di kaumnya nanti. Kemudian rosulpun berdo’a “Allahumma ij’al lahu ayatan (Ya Allah jadikanlah untuknya sebuah tanda kekuasaan).”

Ketika sampai di kaum dan rumahnya Thufailpun tidak berdiam diri, beliau langsung berdakwah mulai dari orang terdekatnya yaitu keluarganya. Orang pertama yang mengikuti ajaran rosul di keluarganya adalh ayahnya, kemudian di lanjut istri dan anaknya. Setelah semua kelurganya masuk islam, thufail pun mulai memberanikan diri ekspos keluar, dan orang pertama yang mengikuti ajaran rosul di luar keluarganya adalah abu hurairoh.

Ketika itu thufail pergi menemui rosul bersama dengan abu hurairoh. Kemudian beliau pun menceritakan tentang dakwah yang beliau serukan kepada kaumnya. Abu hurairohpun khawatir dengan apa yang akan di do’akan oleh rosul, abu hurairoh takut jikalau rosul akan berdo’a untuk membinasakan kaumnya. Maka akupun berkata: “Ya kaumku….” Akan tetapi Rasulullah Saw berdoa: “Ya Allah berilah petunjuk bagi kaum Daus… Ya Allah berilah petunjuk bagi kaum Daus… Ya Allah berilah petunjuk bagi kaum Daus.” Lalu Beliau menoleh ke arag Thufail seraya bersabda: “Kembalilah ke kaummu dan berlaku haluslah kepada mereka dan ajaklah mereka memeluk Islam!”

suatu hari ketika rosul hijrah ke madinah, Thufail mendatangi rosul dengan 80 kaumnya yang telah masuk islam. Beliau, keluarganya, dan kaumnya mengabdikan diri kepada rosululloh dan selalu ikut dalam berbagai peperangan yang di ikuti oleh kaum muslimin hingga rosululloh wafat. Bahkan thufail berhasil membakar Dzul Kafain berhala milik kaum daus yang sangat di hormati oleh kaum daus. Ketika berhala tersebut berhasil di bakar maka seluruh kaum dauspun masuk islam.

Ketika masa ke khalifahan abu bakar as sidiq, ketika itu terjadi peperangan terhadap kaum murtad. Al Thufail berangkat dalam barisan terdepan kaum muslimin untuk memerangi Musailamah Al Kadzab. Dan ia ditemani oleh anaknya yang bernama ‘Amr. Malam harinya beliau bermimpi dan ternyata mimpi itu menjadi suatu firasat tentang dirinya. Al thufail salah seorang sahabat rosul yang agungpun wafat dan menghembuskan nafasnya yang terakhir dan tercatat sebagai syuhada. Sedangkan putranya ‘Amr masih terus mengibarkan panji islam sampai perang berakhir, namun sayangnya ketika pulang kerumah ‘Amr harus ikhlas dengan tidak membawa serta ayahnya karena syahid di medan perang dan juga ‘Amr harus rela mengikhlaskan tangan kanannya hilang.

Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, ‘Amr bin Thufail datang menghadap. Saat itu Umar sedang mendapat makanan, dan banyak orang yang berada di sekelilingnya. Umar mengajak semua orang tadi untuk menikmati makanannya. ‘Amr menolak undangan makan itu. Umar lalu berkata kepadanya: “Apa yang terjadi denganmu… apakah engkau tidak mau makan karena merasa malu karena tanganmu.” Ia menjawab: “Benar, ya Amirul Mukminin.” Umar berkata: “Demi Allah, aku tidak akan mencicipi makanan ini hingga ia tersentuh oleh tanganmu yang buntung itu… Demi Allah tidak ada seorangpun di kaum ini yang sebagian anggota tubuhnya berada di surga selain kamu.”

Ketika perang Yarmuk bergejolak, ‘Amrpun berada dalam barisan terdepan dan dia sangat memimpikan syahid di medan perang semenjak ayahnya meninggal. Namun Alloh ternyata mengabulkan do’anya. ‘Amrpun wafat dan tercatat sebagai syuhada menyusul ayahnya.

Rohimahumulloh Al  Thufail bin ‘Amr Al Dausy..


 *Lathifatul Insiyah.... ^_^ *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar