Minggu, 11 Mei 2014

ARTIKEL RENUNGAN [ Kisah Sahabat... ^_^ ]

@ 2 syawal 1434 H / 9 agustus 2013

MAWAR YANG TERASINGKAN.....


Mawar itu sangat indah,, indah seperti warna dan baunya. Indah di pandang namun sulit untuk dirasakan. Mawar itu tumbuh di taman yang indah yang di kelilingi oleh beribu-ribu bunga yang menawan. Setiap hari mawar itu mekar dan memberikan kesejukan bagi yang memandangnya. Entah kenapa mawar itu begitu indah, ya sangatttt indah.... semua orang menyukainya tak terkecuali pemilik mawar itu. Namun itu dulu, sekarang mawar yang indah itu telah berubah. Mawar itu seakan senyap diantara bunga-bunga yang menawan. Mawar merah itu seakan layu, tak merekah seperti biasanya. Bahkan duri-duri itu terus tumbuh mengelilingi mawar indah itu. Bunga-bunga yang lainnya pun seakan berbisik, mana mawar merah yang indah itu, yang sangat indah dan menawan jika di pandang ? ada apa dengannya?

Hari berganti hari, bulan berubah menjadi mentari, namun itu semua tidak merubah mawar indah itu. Seakan terus meratapi kesedihan yang terus menghantuinya. Yah.... setahun yang lalu mawar itu kehilangan pemiliknya. Pemilik yang telah melahirkannya, mencintainya, menyayanginya sepenuh hati. Dia adalah sosok wanita yang sangat sempurna dan tak ada duanya. Dimatanya wanita itu sangat istimewa, walaupun ada beribu-ribu wanita yang datang menghampirinya, wanita itu tetep istimewa di lorong hatinya dan tak ada satu orangpun yang bisa menggantikan peran wanita itu di hatinya. Walaupun mawar itu berusaha mencoba membuka lorong hatinya dengan lentera cinta wanita lain, entah kenapa lorong itu terus menolaknya.

Yahhh.. inilah takdir yang harus mawar indah itu lalui. Tanah merah itu masih basah, Belum genap setahun setelah sepeninggal sang ibu, mawar indah itu mendapat satu kabar yang sangat mengguncang hatinya. Ayah yang dulu sempat mencintai ibunya ternyata secara tidak langsung dia menghianati cinta ibunya. Sang ayah jatuh hati pada seorang wanita, wanita itu adalah tetangganya sendiri dan ternyata sekitar sebulan lagi mereka akan melangsungkan pernikahan. Hati anak mana yag ga ngerasa sakit hati mendengar berita yang sangat mendadak seperti ini. Yah... walaupun mereka akan menikah setidaknya tidak di waktu yang singkat dan secepat ini. Setidaknya sang ayah memikirkan terlebih dahulu nasib anak-anaknya di kemudian hari dan setidaknya juga sang ayah menikah setelah mawar indah itu merasakan dan meneguk manisnya sebuah mahligai rumah tangga.

Namun semua itu fatamorgana, hanyalah hayalan sang mawar. Hari demi hari mawar indah itu terus meratapi kesedihannya, air mata terus membasahi wajahnya yang ayu itu setiap hari, berharap dan terus berharap andaikan keajaiban itu datang kepadanya, andaikan sang ayah luluh hatinya dan mau menerima sarannya, pikirnya saat itu.... namun harapan itu pupus sudah. Mawar itu tak bisa menahan keinginan sang ayah, bersalah sempat melintas di hati dan pikirannya, namun apa mau dikata takdir berkata lain, ayah yang dulu sempat mengikrarkan janji sehidup semati di depan penghulu bersama ibunya, kini dia mengikrarkannya kembali tapi dengan wanita lain. Senang campur sedih itulah perasaan mawar indah itu saat itu. Mau tidak mau, suka atau tidak suka itulah takdir yang harus dia hadapi dan babak kehidupan mawar yang barupun dimulai dari sini.

Inilah babak kehidupan baru yang harus dijalani mawar indah nan ayu. Tangan yang dulu mulus sekarang telah berubah menjadi kasar. Dia bukanlah tipikal orang yang suka beres-beres rumah apalagi masak. Tapi sekarang mau tidak mau tangan mulusnya harus bisa mengerjakan pekerjaan rumah dan menggantikan peran ibu dan ayah sekaligus bagi kedua adiknya. Maklum semenjak ayahnya berlabuh ke hati wanita lain, sejak saat itu sang ayah jarang menemui dia dan kedua adiknya. Seakan sang ayah terlena dengan manisnya bidug rumah tangga baru bersama pujaan hatinya dan melupakan ketiga putra putrinya. Yahhhh.. secara tidak langsung gambarannya seperti itu. Sekarang adik yang kedua tinggal di pesantren dan sekolah disana, adik yang ketiga tinggal bersama ibu barunya maklum adiknya ini masih kecil sehingga dia tak terlalu menghawatirkan apa yang terjadi di sekelilingnya, kepergian adik-adiknya ini sedikit membuat sang mawar indah ini lega dan tidak lega, sedikitnya beban yang dia pikul tidak terlalu berat. Sekarang sang mawar ini tinggal di rumah peninggalan ibu dan ayahnya bersama neneknya, rumah yang begitu banyak history bagi dia. Di setiap sudut rumahnya memiliki kenangan yang begitu kuat bagi dirinya. Namun hidup adalah perjuangan dan pilihan, dan inilah takdir dia.....

Hari demi haripun terus dilaluinya dengan ikhlas. Hingga suatu hari mawar indah itu pun membawa kabar yang mengagetkan. Dia keluar dari sekolah tempat dia bekerja, kebetulan semenjak keluar dari SMP dia dipercaya oleh guru di pesantrennya untuk mengajari anak-anak diniyah. Bunga-bunga yang ada di sekelilingnyapun heran dan terkejut, kenapa????

Selang beberapa bulan, ceritapun menguak kepermukaan. Cerita tentang sang mawar yang ayu yang dulu sempat dia sembunyikanpun akhirnya terdengar oleh bunga-bunga yang lain. Dia mengidap penyakit paru-paru dan tiga rusuknya telah hilang. Setiap minggu dia harus berobat dan tidak sedikit uang yang harus dia keluarkan tiap minggunya, sedangkan sang ayah hanya ngasih uang 7000 perharinya. Hal apapun telah dia lakukan demi kesembuhan penyakitnya, bahkan saking butuh uang, dia rela menjual barang-barang miliknya. Sedikit demi sedikit badannya mulai menyusut, dulu badan dia sangat besar namun sekarang..... astagfirulloh.... dan satu hal yang membuat orang tercengang, orang yang pertama kali dan selalu mengantar dia kedokter bukan ibu tirinya melainkan tetangganya.

Seakan tak merasa jera dengan kondisi sang anak, sang ayah tetap kurang memperhatikan anak-anak nya dari pernikahan sebelumnya, yang sang ayah pikirkan adalah nasib anak dari istri barunya. Walaupun anak itu adalah anak tirinya namun sang ayah sangat menyayangi dan memprioritaskan anak itu ketimbang anak kandungnya. Baik dalam hal pakaian ataupun dalam hal yang lainnya. Beberapa hari menjelang idul fitri, sang ibu yang telah wafat sempat mendatangi sang mawar di mimpinya, intinya walaupun beliau sudah meninggal tapi beliau selalu memperhatikan putra-putrinya, walaupun di dimensi yang berbeda.

Ada satu lagu yang mungkin bisa menggambarkan perasaan dan hati sang mawar. Bahwa “ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja”. Subhanalloh, ternyata peran seorang ibu kandung tidak bisa di gantikan oleh siapapun bahkan oleh seorang ibu tiri sekalipun. Kasih sayang dan cinta ibu kandung begitu istimewa di hati seorang anak. Beruntung dan bersyukurlah kalian yang masih mempunyai orang tua yang lengkap apalagi seorang ibu. Jangan pernah sia-siakan mereka, sayangi , patuhi dan ta’at kepadanya, karena penyesalan itu tak bisa diulang, penyesalan itu selalu datang belakangan..... ^_^



By : * [ Lathifatul Insiyah ] ^_^... *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar