KOMITMEN
DALAM JAMA’AH
(Al-iltijam bil jama’ah)
(Al-iltijam bil jama’ah)
Menurut Fathi
Yakan, iltizam adalah komitmen terhadap Islam dan hukum-hukumnya secara utuh
dengan menjadikan Islam sebagai siklus kehidupan, tolak pikir, dan sumber hukum
dalam setiap tema pembicaraan dan permasalahan.
Bagi seorang
muslim, komitmen atau il-iltijam sangatlah penting dan sangat di butuhkan dalam
kehidupannya terutama dalam dakwah. Apalagi kita sebagai ADK, Il-tijam menjadi
modal utama dan menjadi indikasi dari ketaatan seseorang terhadap jamaah. Dalam
hal ini Il-tijam terbagi kedalam dua bagian, yaitu menurut syariat dan jama’ah.
1.
Il-tijam terhadap syariat
· aqidah salimah,
aqidah salimah ialah akidah yang sehat, bersih
dan murni terbebas dari segala unsur nifaq dan kemusyrikan. Hal ini tercantum
dalam QS 2: 165 dan QS 9: 24. Dalam ayat ini di jelaskan bahwa kita tidak boleh
meng illahkan siapapun dan apapun selain Alloh yang patut kita sembah. Illah
disini yakni terhadap sesuatu hal yang dicintai, dicenderungi bahkan
mendominasi. Alloh adalah tuhan kita, begitupun dalam hal prioritas cinta. Kita
harus lebih mencintai Alloh di bandingkan yang lain, Alloh adalah prioritas
kita, sebagaimana keridhaan dan keikhlasan kaum Muhajirin yang rela
meningggalkan harta benda mereka di makkah demi taat dan cinta kepada Alloh dan
Rosul-Nya. Begitupun kaum Anshar yang rela menolong dan menerima kaum Muhajirin
di madinah. Subhanalloh.....
· ibadah shahihah,
salah satu tugas seorang muslim di dunia ini
selain dakwah adalah ibadah. ibadah merupakan salah satu kewajiban bagi seluruh
umat islam dimanapun ia berada. Salah satu ibadah yang paling dominan adalah
solat. Sayid qutb pernah berkata kualitas iltizam seseorang diukur dari komitmennya
terhadap sholat. Bukan hanya itu, salahudin al-ayubi pernah berkisah, kita
zaman peperangan beliau tidak pernah luput dari memantau para tentaranya setiap
malam. Jika beliau mendapati tenda tentaranya menyala berarti itu tandanya
tentaranya sedang melaksanakan solat malam dan membaca Al-quran. Dan tentara
yang berkedapatan melaksanakan solat malam maka merekalah yang akan dikirimkan
ke medan perang. Bukan hanya itu amalan yang paling pertama dan utama yang akan
ditanya dialam kubur nanti adalah ibadah yaitu solat. Sholat memiliki
keistimewaan tersendiri dimata Alloh. Karena solat merupakan salah satu yang
sangat urgen tonggak dalam agama, asholatu ‘imadduddin artinya solat itu adalah
tiangnya agama. Barang siapa yang tidak melaksanakan solat berarti pondasi yang
paling kuat dalam agamanya telah runtuh.
· akhlaq hamidah,
seorang muslim yang beriltijam harus memiliki
akhlah hamidah (terpuji), sebagaimana akhlaknya rosululloh s.a.w. (QS 68: 4)
siti Aisyah pernah berkata bahwa akhlak rosululloh adalah Al-quran. Maksudnya
jika kalian ingin melihat Al-quran di jabarkan maka lihatlah diri, akhlak dan
perilaku rosululloh, karena perilaku rosulullloh tercermin dalam Al-quran.
Bahkan menurut riwayat rosululloh dijuluki sebagai Al-quran yang hidup. Hal ini
menandakan bahwa akhlak rosululloh begitu hamidah dan kita sebagai umat islam harus
mencontoh akhlak beliau sebagai akhlak yang islami dan qurani.
· dakwah wal
jihad,
sebagaimana tercantum dalam QS 3: 104 yang
berbunyi bahwa dakwah itu adalah amal ma’ruf nahi munkar yaitu menyeru pada
yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Dakwah yang paling berat adalah
jihad. Jihad disini tidak mesti harus dengan Qital tapi jihad dengan harta,
tenaga dll juga bisa di lakukan. Rosululloh pernah berkata, barang siapa yang
tidak pernah berjihad dan tidak pernah berniat maka matinya dalam keadaan jahiliyah.
· syumul wa
tawazun
seorang muslim yang beriltizam harus memiliki
kesyumulan dan ketawazunan dalam islam seperti dalam QS 55: 7-9. Tawazun disini
berarti seimbang, baik dalam aspek kehidupan dll. Manusia diciptakan oleh Alloh
dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Ajaran yang dianutnyapun yaitu islam
menyeluruh dan menyebar ke seluruh sendi-sendi kehidupan. Oleh karena itu sudah
seyogyanyalah dalam diri umat islam harus tercermin sifat syumul dan tawazun
ini.
2.
Iltijam terhadap jama’ah
· Iltizam terhadap bai’ah
Bai’ah atau janji / sumpah sangatlah penting di
laksanakan bagi setiap muslim yang beriltijam. Sekali saja seorang muslim berbai’ah
maka seumur hidup kita terikat dan beriltijam kepadanya. Hal ini tercontoh oleh
tokoh kaum anshar yaitu nusaibah. Dalam bai’ah aqobah II terjadi pertempuran
yang melibatkan umat islam dalam perang uhud, nusaibah bertempur mati-matian
dan menjadi perisai bagi rosululloh dikala tentara islam yang lain lari
terbirit-birit terhadap serangan balik khalid yang mendadak. Bukan hanya itu
saja sahabat rosululloh saib yang di siksa oleh musailamah karena tidak mau
mengakui musailamah sebagai nabi. Zaid kukuh dengan bai’ahnya walaupun ia harus
kehilangan nyawa sekalipun. Karena ke kukuhannya itu zaid di siksa dan badannya
di sayat-sayat oleh musailamah sampai meninggal. Itu adalah salah satu contoh
sahabat rosul yang iltijam terhadap bai’ahnya, dan kita sebagai umatnya harus mencontoh
sikap rosul dan para sahabatnya.
· Iltijam terhadap
ansyithah (kegiatan-kegiatan)
Ansyithah disini bisa berupa banyak hal baik
yang berhubungan dengan diri kita dan jamaah maupun diri kita dengan jamaah
luar, internal maupun eksternal. Salah satu contoh ansyithah yang internal
adalah syuro kepengurusan, halaqoh, dauroh, dll sedangkan ansyithah yang
eksternal adalah penggalangan dana, berbagi dengan anak yatim, dll. Perlu
diketahui Jika intensitas ansyithah kita terhadap jama’ah iltijam maka akan
meningkatkan kekokohan iltijam kita terhadap jamaah itu.
· Iltijam terhadap
wazhifah (tugas-tugas)
Setiap muslim pasti memiliki tugas dan tanggung
jawab yang harus di pikul, baik tugas itu berupa amanah atupun yang lain.
Apalagi kita sebagai ADK pasti banyak sekali amanah yang mesti kita emban. Baik
amanah keluarga, dakwah bahkan kuliah, baik amanah yang disukai maupun yang
tidak di sukai. Semua itu harus kita terima dengan ikhlas dan ridho. Seperti
kisah sahabat rosul said bin amir yang dimarahi oleh kholifah umar karena tidak
mau menerima amanah dari beliau sebagai gubernur di himsh. ternyata iltijam
terhadap wazhifah itu sangatlah penting karena bagai manapun juga wazhifah itu
datangnya dari Alloh dan kita sebagai hamba-Nya harus taat dan patuh
kepada-Nya.
· Iltjam terhadap
infaq
Iltijam terhadap infaq ini tertuang dalam (QS
9: 111, 61:10-11). Keutamaan berinfaq ini
sangat besar bahkan Alloh akan menggantinya dengan berlipat-lipat pahala bahkan
surga sekalipun bagi orang-orang yang berinfaq karena Alloh. Salah satu sahabat
rosul yang patut kita teladani karena keteladanannya yaitu umar dll. Infaq
disini banyak ragamnya ada yang sunat dan ada yang wajib, dan kesemuanya itu
patut kita laksanakan dan kerjakan.
· Iltijam terhadap
qararat (keputusan-keputusan) jamaah
Setiap muslim harus mentaati semua
keputusan-keputusan yang di ambil oleh qiyadah, selama keputusan qiyadah
tersebut tidak bertentangan dengan syariat islam. Contohnya dalam sebuah syuro,
kita harus iltijam terhadap keputusan jamaah walaupun memang keputusan tersebut
tidak sesuai dengan diri kita dan bahkan bertentangan, tapi ingat.. boleh kita
menyetujui dan komitmen terhadap keputusan tersebut selama keputusan tersebut
tidak bertentangan dengan syariat islam.
· Iltijam terhadap
tha’atul qiyadah
Hal ini terkandung dalam QS
3: 31, 32, 132, 4: 59, 80. Dalam ayat ini dijelaskan bahwa ketaatan yang
tertinggi tetap hanya pada Alloh, walaupun memang di ayat yang satunya di
jelaskan pula ketaatan kita terhadap qiyadah selama keputusan atau kebijakan
yang di ambil tidak melanggar aturan islam.
Jazakillah... semoga bermanfaat... ^_^
by: lathifatul insiyah...
by: lathifatul insiyah...
Barokallah...
BalasHapusizin pakai ya
BalasHapusAssalamualikum, afwan izin copast ya ukhti.. semoga baraqah lillah
BalasHapus