Sabtu, 10 Mei 2014

ILTIJAM BIL JAMA'AH

KOMITMEN DALAM JAMA’AH 
(Al-iltijam bil jama’ah)

Menurut Fathi Yakan, iltizam adalah komitmen terhadap Islam dan hukum-hukumnya secara utuh dengan menjadikan Islam sebagai siklus kehidupan, tolak pikir, dan sumber hukum dalam setiap tema pembicaraan dan permasalahan.
Bagi seorang muslim, komitmen atau il-iltijam sangatlah penting dan sangat di butuhkan dalam kehidupannya terutama dalam dakwah. Apalagi kita sebagai ADK, Il-tijam menjadi modal utama dan menjadi indikasi dari ketaatan seseorang terhadap jamaah. Dalam hal ini Il-tijam terbagi kedalam dua bagian, yaitu menurut syariat dan jama’ah.

1.   Il-tijam terhadap syariat
·      aqidah salimah,
aqidah salimah ialah akidah yang sehat, bersih dan murni terbebas dari segala unsur nifaq dan kemusyrikan. Hal ini tercantum dalam QS 2: 165 dan QS 9: 24. Dalam ayat ini di jelaskan bahwa kita tidak boleh meng illahkan siapapun dan apapun selain Alloh yang patut kita sembah. Illah disini yakni terhadap sesuatu hal yang dicintai, dicenderungi bahkan mendominasi. Alloh adalah tuhan kita, begitupun dalam hal prioritas cinta. Kita harus lebih mencintai Alloh di bandingkan yang lain, Alloh adalah prioritas kita, sebagaimana keridhaan dan keikhlasan kaum Muhajirin yang rela meningggalkan harta benda mereka di makkah demi taat dan cinta kepada Alloh dan Rosul-Nya. Begitupun kaum Anshar yang rela menolong dan menerima kaum Muhajirin di madinah. Subhanalloh.....

·      ibadah shahihah,
salah satu tugas seorang muslim di dunia ini selain dakwah adalah ibadah. ibadah merupakan salah satu kewajiban bagi seluruh umat islam dimanapun ia berada. Salah satu ibadah yang paling dominan adalah solat. Sayid qutb pernah berkata kualitas iltizam seseorang diukur dari komitmennya terhadap sholat. Bukan hanya itu, salahudin al-ayubi pernah berkisah, kita zaman peperangan beliau tidak pernah luput dari memantau para tentaranya setiap malam. Jika beliau mendapati tenda tentaranya menyala berarti itu tandanya tentaranya sedang melaksanakan solat malam dan membaca Al-quran. Dan tentara yang berkedapatan melaksanakan solat malam maka merekalah yang akan dikirimkan ke medan perang. Bukan hanya itu amalan yang paling pertama dan utama yang akan ditanya dialam kubur nanti adalah ibadah yaitu solat. Sholat memiliki keistimewaan tersendiri dimata Alloh. Karena solat merupakan salah satu yang sangat urgen tonggak dalam agama, asholatu ‘imadduddin artinya solat itu adalah tiangnya agama. Barang siapa yang tidak melaksanakan solat berarti pondasi yang paling kuat dalam agamanya telah runtuh.

·      akhlaq hamidah,
seorang muslim yang beriltijam harus memiliki akhlah hamidah (terpuji), sebagaimana akhlaknya rosululloh s.a.w. (QS 68: 4) siti Aisyah pernah berkata bahwa akhlak rosululloh adalah Al-quran. Maksudnya jika kalian ingin melihat Al-quran di jabarkan maka lihatlah diri, akhlak dan perilaku rosululloh, karena perilaku rosulullloh tercermin dalam Al-quran. Bahkan menurut riwayat rosululloh dijuluki sebagai Al-quran yang hidup. Hal ini menandakan bahwa akhlak rosululloh begitu hamidah dan kita sebagai umat islam harus mencontoh akhlak beliau sebagai akhlak yang islami dan qurani.

·      dakwah wal jihad,
sebagaimana tercantum dalam QS 3: 104 yang berbunyi bahwa dakwah itu adalah amal ma’ruf nahi munkar yaitu menyeru pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Dakwah yang paling berat adalah jihad. Jihad disini tidak mesti harus dengan Qital tapi jihad dengan harta, tenaga dll juga bisa di lakukan. Rosululloh pernah berkata, barang siapa yang tidak pernah berjihad dan tidak pernah berniat maka matinya dalam keadaan jahiliyah.

·      syumul wa tawazun
seorang muslim yang beriltizam harus memiliki kesyumulan dan ketawazunan dalam islam seperti dalam QS 55: 7-9. Tawazun disini berarti seimbang, baik dalam aspek kehidupan dll. Manusia diciptakan oleh Alloh dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Ajaran yang dianutnyapun yaitu islam menyeluruh dan menyebar ke seluruh sendi-sendi kehidupan. Oleh karena itu sudah seyogyanyalah dalam diri umat islam harus tercermin sifat syumul dan tawazun ini.

2.  Iltijam terhadap jama’ah
·       Iltizam terhadap bai’ah
Bai’ah atau janji / sumpah sangatlah penting di laksanakan bagi setiap muslim yang beriltijam. Sekali saja seorang muslim berbai’ah maka seumur hidup kita terikat dan beriltijam kepadanya. Hal ini tercontoh oleh tokoh kaum anshar yaitu nusaibah. Dalam bai’ah aqobah II terjadi pertempuran yang melibatkan umat islam dalam perang uhud, nusaibah bertempur mati-matian dan menjadi perisai bagi rosululloh dikala tentara islam yang lain lari terbirit-birit terhadap serangan balik khalid yang mendadak. Bukan hanya itu saja sahabat rosululloh saib yang di siksa oleh musailamah karena tidak mau mengakui musailamah sebagai nabi. Zaid kukuh dengan bai’ahnya walaupun ia harus kehilangan nyawa sekalipun. Karena ke kukuhannya itu zaid di siksa dan badannya di sayat-sayat oleh musailamah sampai meninggal. Itu adalah salah satu contoh sahabat rosul yang iltijam terhadap bai’ahnya, dan kita sebagai umatnya harus mencontoh sikap rosul dan para sahabatnya.

·      Iltijam terhadap ansyithah (kegiatan-kegiatan)
Ansyithah disini bisa berupa banyak hal baik yang berhubungan dengan diri kita dan jamaah maupun diri kita dengan jamaah luar, internal maupun eksternal. Salah satu contoh ansyithah yang internal adalah syuro kepengurusan, halaqoh, dauroh, dll sedangkan ansyithah yang eksternal adalah penggalangan dana, berbagi dengan anak yatim, dll. Perlu diketahui Jika intensitas ansyithah kita terhadap jama’ah iltijam maka akan meningkatkan kekokohan iltijam kita terhadap jamaah itu.

·      Iltijam terhadap wazhifah (tugas-tugas)
Setiap muslim pasti memiliki tugas dan tanggung jawab yang harus di pikul, baik tugas itu berupa amanah atupun yang lain. Apalagi kita sebagai ADK pasti banyak sekali amanah yang mesti kita emban. Baik amanah keluarga, dakwah bahkan kuliah, baik amanah yang disukai maupun yang tidak di sukai. Semua itu harus kita terima dengan ikhlas dan ridho. Seperti kisah sahabat rosul said bin amir yang dimarahi oleh kholifah umar karena tidak mau menerima amanah dari beliau sebagai gubernur di himsh. ternyata iltijam terhadap wazhifah itu sangatlah penting karena bagai manapun juga wazhifah itu datangnya dari Alloh dan kita sebagai hamba-Nya harus taat dan patuh kepada-Nya.

·      Iltjam terhadap infaq
Iltijam terhadap infaq ini tertuang dalam (QS 9: 111, 61:10-11). Keutamaan berinfaq ini sangat besar bahkan Alloh akan menggantinya dengan berlipat-lipat pahala bahkan surga sekalipun bagi orang-orang yang berinfaq karena Alloh. Salah satu sahabat rosul yang patut kita teladani karena keteladanannya yaitu umar dll. Infaq disini banyak ragamnya ada yang sunat dan ada yang wajib, dan kesemuanya itu patut kita laksanakan dan kerjakan.

·      Iltijam terhadap qararat (keputusan-keputusan) jamaah
Setiap muslim harus mentaati semua keputusan-keputusan yang di ambil oleh qiyadah, selama keputusan qiyadah tersebut tidak bertentangan dengan syariat islam. Contohnya dalam sebuah syuro, kita harus iltijam terhadap keputusan jamaah walaupun memang keputusan tersebut tidak sesuai dengan diri kita dan bahkan bertentangan, tapi ingat.. boleh kita menyetujui dan komitmen terhadap keputusan tersebut selama keputusan tersebut tidak bertentangan dengan syariat islam.

·      Iltijam terhadap tha’atul qiyadah
Hal ini terkandung dalam QS 3: 31, 32, 132, 4: 59, 80. Dalam ayat ini dijelaskan bahwa ketaatan yang tertinggi tetap hanya pada Alloh, walaupun memang di ayat yang satunya di jelaskan pula ketaatan kita terhadap qiyadah selama keputusan atau kebijakan yang di ambil tidak melanggar aturan islam.

Jazakillah... semoga bermanfaat... ^_^ 
by: lathifatul insiyah...

3 komentar: