Senin, 28 April 2014

ABU AYUB AL-ANSHARY R.A

Abu Ayub Al-Anshari R.A
“Berangkatlah kalian dalam keadaan ringan maupun berat dan berjihadlah dengan harta dan jiwa kalian di jalan Allah.”
(QS. at-Taubah: 41)
“ Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) kami, benar-benar akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Alloh benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”.
(QS. Al-Ankabut : 69)
Sahabat Rosululloh itu bagaikan cahaya yang selalu menerangi lorong-lorong malam yang gelap gulita. Mereka adalah sumber hadis dan juga pendengar wahyu Allah yang paling awal. Dari mereka, umat Islam memperoleh kesinambungan ilmu tauhid yang disampaikan oleh Rasulullah saw. Kegigihannya, ketangguhannya dalam membela panji Alloh sangatlah menggetarkan hati setiap insan. Keteladanannya dan kecintaannya kepada kekasih Alloh yaitu baginda Rosul bisa menggentarkan hati umat islam. Kesabarannya, ketaqwaannya, suri tauladannya, dan pengabdiannya kepada Rosululloh tiada duanya. Mereka berlomba-lomba dalam kebaikan dan berlomba-lomba dalam berjihad fisabilillah. Mereka adalah pembela agama dan Rasul-Nya. Mereka tidak gentar dengan kematian malahan mereka amat mengimpikan kematian di medan perang. Bagi mereka, mati di medan perang adalah syahid, dan syahid itu pahalanya adalah syurga.
Salah satu sahabat Rosululloh yang patut kita teladani adalah Abu Ayub Al-Anshari. Abu Ayyub al-Ansari r.a (587 - 668) atau nama sebenarnya Khalid bin Zaid bin Kulaib dari Bani An-Najjar. Beliau merupakan salah satu sahabat rosululloh yang sangat dimuliakan oleh Alloh. Walaupun beliau bukan orang pertama yang masuk islam tapi keimanan dan ketaqwaan beliau sudah tidak diragukan lagi. Bahkan Nama dan derajatnya dimuliakan oleh Allah di kalangan makhluk, baik di Timur maupun di Barat.
Beliau adalah sahabat rosululloh yang tidak pernah absen dan selalu terlibat langsung dalam semua peperangan yang pernah dialami oleh umat islam mulai dari menentang kerajaan Rom Byzantine sejak mula perjuangan hingga ke zaman pemerintahan Muawiyah.
Rosululloh sangat mencintai dan menyayangi Abu Ayub dan keluarganya. Diriwayatkan Rosululloh pernah tinggal di rumah Abu Ayub selama 7 bulan selepas hijrah ke madinah. Diriwayatkan ketika itu Rosululloh saw hijrah dari makkah ke madinah. Ketika tiba di madinah kaum Ansar menyambut Rosululloh dengan amat gembira. Mereka berlomba-lomba memberikan tumpangan kepada Rosululloh. Kaum Ansharpun berkata “Ya, Rasulullah! Sudilah Anda tinggal di rumah saya selama Anda menghendaki. Akomodasi. dan keamanan Anda terjamin sepenuhnya.” kata mereka berharap. Jawab Rasulullah, “Biàrkanlah unta itu berjalan ke mana dia mau, karena dia sudah mendapat perintah.”
Setelah unta tersebut berkeliling mengitari kota yastrib, akhirnya unta tersebutpun berhenti di sebuah lapangan depan rumah Abu Ayub. Betapa bahagia dan gembiranya Abu Ayub dan istrinya melihat kedatangan Rosululloh dan keluarganya. Ibarat melihat sebuah permata dari surga yang tiada duanya. Serentak dikemasi dan dibawakannya barang-barang milik Rosululloh dan disimpan di rumahnya dengan sangat hati-hati. Abu Ayub memiliki rumah yang bertingkat, ketika di rumah Abu Ayub, Rosululloh lebih memilih tinggal di rumah paling bawah agar sahabat-sahabat Rosululloh yang akan berkunjung lebih mudah ketika menemui Rosululloh. Walaupun pada saat itu Abu Ayub tidak menyetujui usulan Rosululloh, Abu Ayub berharap Rosululloh bisa tidur dan menempati rumah yang paling atas karena kehawatirannya dengan keselamatan Rosululloh. Hingga suatu hari terjadi suatu peristiwa, bejana milik Abu Ayub tumpah dilantai paling atas. Ketika itu hanya ada sehelai kain yang bisa menyerap air tersebut. Abu Ayub dan istrinya bergegas mengambil kain tersebut dan di bersihkannya lantai tersebut sampai kering. Mereka khawatir air yang tumpah itu akan menetes ke badan dan bajunya Rosululloh. Pagi harinya Abu Ayub dan istrinya menceritakan kejadian semalam kepada Rosululloh, hingga akhirnya Rosulullohpun mau menerima usulan dari Abu Ayub dan tinggal di rumah paling atas.
Alkisah, suatu hari ketika cuaca di kota Yastrib sangat panas, Abu Bakar keluar dari rumahnya menuju mesjid, ketika itu umarpun datang dan menayakan kepada Abu Bakar perihal kenapa Abu Bakar keluar dari rumah. Ternyata pada saat itu dua orang sahabat Rosul ini sedang kelaparan. Rosulullohpun datang menghampiri kedua sahabatnya, dilontarkanlah satu perkataan yang pernah di lontarkan oleh Umar kepada Abu Bakar. Kebetulan saat itu pula Rosululloh dalam keadaan lapar. Dan mereka berdua diajak oleh Rosululloh untuk berkunjung ke rumahnya Abu Ayub. Ketika sampai di rumah Abu Ayub, Rosululloh beserta kedua sahabatnya di sambut dengan gembira dan dijamunya dengan seikat kurma, gulai kambing dan bakar kambing. Kemudian Rosululloh mengambil sebungkus roti dan ditaburinya roti tersebut dengan gulai kambing itu, kemudian di berikan kepada Siti Fatimah, yang sejak kemarin belum menemukan makanan seperti ini. Setelah selesai makan, Rosululloh meminta kepada Abu Ayub untuk menghadiri undangan besok di rumahnya Rosululloh.
Keesokan harinya Abu Ayub bergegas pergi menemui Rosululloh. Ketika sesampainya di rumah Rosululloh, Abu Ayub di bekali seorang gadis untuk membantu Abu Ayub di rumahnya. Abu Ayub pun menerima pemberian dari Rosululloh dan tidak bisa menolaknya. Sesampainya di rumah, Abu Ayubpun menceritakan tentang pemberian dari Rosululloh tersebut, kemudian setelah diskusi dengan istrinya, Abu Ayubpun berniat untuk memerdekakan gadis tersebut. Masya Alloh begitu mulianya hati Abu Ayub....
Abu Ayub adalah satu sahabat Rosul yang paling gigih dalam berjihad. Beliau tidak pernah absen dalam mengikuti peperangan, mulai dari perang uhud, badar, khandaq dll sampai ke ekspedisi Khalifah Muawiyah untuk menaklukan kota Constantinople yang di pimpin oleh Abu Yazid bin Muawiyyah. Peperangan terakhir yang diikuti oleh Abu Ayub adalah perang dalam misi menaklukan kota Constantinopel. Pada saat itu usia Abu Ayub menginjak usia 80 tahun. Namun beliau tetap bersemangat dalam berjihad fisabilillah. Rosululloh pernah bersabda:
''Costantinople (Istanbul) akan jatuh ke tangan tentera Islam. Rajanya adalah sebaik-baik raja, tenteranya adalah sebaik-baik tentera...''
Mendengar sabda Rasulullah SAW tersebut, Abu Ayyub al-Ansari RA begitu yakin dan percaya, bahwa suatu hari nanti, kota Costantinople akan jatuh ke tangan umat Islam. Sejak itu, umat Islam seluruhnya berlomba-lomba untuk membebaskan kota itu. Kemudian
Rosulullohpun pernah bersabda:
"Seorang lelaki yang soleh akan syahid dan akan dikuburkan di bawah kubu kota Constantinople"
Mendengar sabda Rosululloh tersebut, Abu Ayubpun tambah bersemangat dalam berjihad, hingga akhirnya ketika dalam pelayaran, Abu Ayubpun jatuh sakit. Kemudian panglima perangpun datang menghampiri Abu Ayub dan menanyakan, ''Wahai Abu Ayyub ! Adakah kamu ingin meminta sesuatu?''  Abu Ayubpun berkata:
“Sampaikan salamku kepada seluruh tentera Islam dan beritahulah mereka, mahukan mereka menembusi seberapa jauh tembok Constantinople sehingga mereka beroleh kemenangan dan mengebumikan mereka(tentera Kristian Rom Byzantine) di bumi Constantinople.”
Beliau berwasiat, ketika wafat nanti beliau ingin dikuburkan di luar tembok Constantinople. Ketika ditanya mengapa beliau ingin dikuburkan di tembok tersebut, beliau berkata kepada panglima tentera  Umaiyyah:
“Aku mendengar baginda Rasulullah saw mengatakan seorang lelaki soleh akan dikuburkan di bawah tembok tersebut dan aku juga ingin mendengar derapan tapak kaki kuda yang membawa sebaik-baik raja yang mana dia akan memimpin sebaik-baik tentera seperti yang telah diisyaratkan oleh baginda.
Itu adalah wasiat sekaligus perkataan terakhir dari Abu Ayub Al-Anshari. Tidak lama kemudian Abu Ayubpun menghembuskan nafas terakhirnya. Tentara muslim merasa kehilangan atas wafatnya Abu Ayub ini, semangat mereka semakin menggelora ketika mereka mendengar wasiat dari Abu Ayub, tentara muslimpun berusaha mewujudkan wasiat dari sahabat Rosul itu. Sambil membawa jenazah Abu Ayub, tentara muslimpun bersemangat berjihad untuk menghancurkan dan menerobos gerbang constantinopel. Berkat izin dan ridho Alloh  gerbang constantinopelpun berhasil di robohkan oleh tentara muslim. Seketika itu tentara muslim langsung memakamkan jenazah Abu Ayub di bawah tembok constantinopel sesuai dengan wasiat beliau.

“Satu per satu bintang yang berkilauan itu menghilang dengan seizin-Nya, namun kita harus bisa menggantikan bintang yang hilang itu Sahabat....”
“Sahabat.. selama tubuh ini masih bisa di gerakkan, selama kaki ini masih bisa berjalan, selama darah ini masih mengalir dan selama jantung ini masih berdetak, dakwah itu harus di tegakkan dan panji islam harus tetap berkibar... ingat kisah Abu Ayub sahabat, kecintaannya kepada alloh dan baginda Rosul bisa mengalahkan semuanya..”

Rohimahumulloh Abu Ayub Al-Anshori

Tidak ada komentar:

Posting Komentar