Abu
Ayub Al-Anshari R.A
“Berangkatlah kalian dalam keadaan
ringan maupun berat dan berjihadlah dengan harta dan jiwa kalian di jalan
Allah.”
(QS. at-Taubah: 41)
“ Dan orang-orang yang berjihad
untuk (mencari keridhoan) kami, benar-benar akan kami tunjukan kepada mereka
jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Alloh benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik”.
(QS. Al-Ankabut : 69)
Sahabat Rosululloh itu
bagaikan cahaya yang selalu menerangi lorong-lorong malam yang gelap gulita. Mereka adalah sumber hadis dan juga pendengar wahyu
Allah yang paling awal. Dari mereka, umat Islam memperoleh kesinambungan ilmu
tauhid yang disampaikan oleh Rasulullah saw. Kegigihannya, ketangguhannya dalam
membela panji Alloh sangatlah menggetarkan hati setiap insan. Keteladanannya
dan kecintaannya kepada kekasih Alloh yaitu baginda Rosul bisa menggentarkan
hati umat islam. Kesabarannya, ketaqwaannya, suri tauladannya, dan
pengabdiannya kepada Rosululloh tiada duanya. Mereka berlomba-lomba dalam
kebaikan dan berlomba-lomba dalam berjihad fisabilillah. Mereka adalah pembela
agama dan Rasul-Nya. Mereka tidak gentar dengan kematian malahan mereka amat
mengimpikan kematian di medan perang. Bagi mereka, mati di medan perang adalah
syahid, dan syahid itu pahalanya adalah syurga.
Salah
satu sahabat Rosululloh yang patut kita teladani adalah Abu Ayub Al-Anshari. Abu
Ayyub al-Ansari r.a (587
- 668) atau nama sebenarnya Khalid bin Zaid bin Kulaib dari Bani An-Najjar.
Beliau merupakan salah satu sahabat rosululloh yang sangat dimuliakan oleh
Alloh. Walaupun beliau bukan orang pertama yang masuk islam tapi keimanan dan
ketaqwaan beliau sudah tidak diragukan lagi. Bahkan Nama dan derajatnya dimuliakan oleh Allah di kalangan
makhluk, baik di Timur maupun di Barat.
Beliau adalah sahabat rosululloh yang tidak pernah absen
dan selalu terlibat langsung dalam semua peperangan yang pernah dialami oleh
umat islam mulai dari menentang kerajaan Rom Byzantine sejak mula perjuangan hingga ke zaman pemerintahan Muawiyah.
Rosululloh sangat
mencintai dan menyayangi Abu Ayub dan keluarganya. Diriwayatkan Rosululloh
pernah tinggal di rumah Abu Ayub selama 7 bulan selepas hijrah ke madinah.
Diriwayatkan ketika itu Rosululloh saw hijrah dari makkah ke madinah. Ketika
tiba di madinah kaum Ansar menyambut Rosululloh dengan amat gembira. Mereka
berlomba-lomba memberikan tumpangan kepada Rosululloh. Kaum Ansharpun berkata “Ya, Rasulullah! Sudilah Anda
tinggal di rumah saya selama Anda menghendaki. Akomodasi. dan keamanan Anda
terjamin sepenuhnya.” kata mereka berharap. Jawab Rasulullah, “Biàrkanlah unta
itu berjalan ke mana dia mau, karena dia sudah mendapat perintah.”
Setelah unta tersebut berkeliling mengitari kota yastrib,
akhirnya unta tersebutpun berhenti di sebuah lapangan depan rumah Abu Ayub.
Betapa bahagia dan gembiranya Abu Ayub dan istrinya melihat kedatangan
Rosululloh dan keluarganya. Ibarat melihat sebuah permata dari surga yang tiada
duanya. Serentak dikemasi dan dibawakannya barang-barang milik Rosululloh dan
disimpan di rumahnya dengan sangat hati-hati. Abu Ayub memiliki rumah yang
bertingkat, ketika di rumah Abu Ayub, Rosululloh lebih memilih tinggal di rumah
paling bawah agar sahabat-sahabat Rosululloh yang akan berkunjung lebih mudah
ketika menemui Rosululloh. Walaupun pada saat itu Abu Ayub tidak menyetujui
usulan Rosululloh, Abu Ayub berharap Rosululloh bisa tidur dan menempati rumah
yang paling atas karena kehawatirannya dengan keselamatan Rosululloh. Hingga
suatu hari terjadi suatu peristiwa, bejana milik Abu Ayub tumpah dilantai
paling atas. Ketika itu hanya ada sehelai kain yang bisa menyerap air tersebut.
Abu Ayub dan istrinya bergegas mengambil kain tersebut dan di bersihkannya
lantai tersebut sampai kering. Mereka khawatir air yang tumpah itu akan menetes
ke badan dan bajunya Rosululloh. Pagi harinya Abu Ayub dan istrinya
menceritakan kejadian semalam kepada Rosululloh, hingga akhirnya Rosulullohpun
mau menerima usulan dari Abu Ayub dan tinggal di rumah paling atas.
Alkisah, suatu hari ketika cuaca di kota Yastrib sangat
panas, Abu Bakar keluar dari rumahnya menuju mesjid, ketika itu umarpun datang
dan menayakan kepada Abu Bakar perihal kenapa Abu Bakar keluar dari rumah.
Ternyata pada saat itu dua orang sahabat Rosul ini sedang kelaparan.
Rosulullohpun datang menghampiri kedua sahabatnya, dilontarkanlah satu
perkataan yang pernah di lontarkan oleh Umar kepada Abu Bakar. Kebetulan saat
itu pula Rosululloh dalam keadaan lapar. Dan mereka berdua diajak oleh
Rosululloh untuk berkunjung ke rumahnya Abu Ayub. Ketika sampai di rumah Abu
Ayub, Rosululloh beserta kedua sahabatnya di sambut dengan gembira dan
dijamunya dengan seikat kurma, gulai kambing dan bakar kambing. Kemudian
Rosululloh mengambil sebungkus roti dan ditaburinya roti tersebut dengan gulai
kambing itu, kemudian di berikan kepada Siti Fatimah, yang sejak kemarin belum
menemukan makanan seperti ini. Setelah selesai makan, Rosululloh meminta kepada
Abu Ayub untuk menghadiri undangan besok di rumahnya Rosululloh.
Keesokan harinya Abu Ayub bergegas pergi menemui
Rosululloh. Ketika sesampainya di rumah Rosululloh, Abu Ayub di bekali seorang
gadis untuk membantu Abu Ayub di rumahnya. Abu Ayub pun menerima pemberian dari
Rosululloh dan tidak bisa menolaknya. Sesampainya di rumah, Abu Ayubpun
menceritakan tentang pemberian dari Rosululloh tersebut, kemudian setelah
diskusi dengan istrinya, Abu Ayubpun berniat untuk memerdekakan gadis tersebut.
Masya Alloh begitu mulianya hati Abu Ayub....
Abu Ayub adalah satu sahabat Rosul
yang paling gigih dalam berjihad. Beliau tidak pernah absen dalam mengikuti
peperangan, mulai dari perang uhud, badar, khandaq dll sampai ke ekspedisi
Khalifah Muawiyah untuk menaklukan kota Constantinople yang di
pimpin oleh Abu Yazid bin Muawiyyah. Peperangan terakhir yang diikuti oleh Abu Ayub
adalah perang dalam misi menaklukan kota Constantinopel. Pada saat itu usia Abu
Ayub menginjak usia 80 tahun. Namun beliau tetap bersemangat dalam berjihad
fisabilillah. Rosululloh pernah bersabda:
''Costantinople
(Istanbul) akan jatuh ke tangan tentera Islam. Rajanya adalah sebaik-baik raja,
tenteranya adalah sebaik-baik tentera...''
Mendengar sabda Rasulullah SAW tersebut, Abu Ayyub al-Ansari RA begitu
yakin dan percaya, bahwa suatu hari nanti, kota Costantinople akan jatuh ke
tangan umat Islam. Sejak itu, umat Islam seluruhnya berlomba-lomba untuk
membebaskan kota itu. Kemudian
Rosulullohpun pernah bersabda:
"Seorang lelaki yang soleh akan syahid dan akan
dikuburkan di bawah kubu kota Constantinople"
Mendengar
sabda Rosululloh tersebut, Abu Ayubpun tambah bersemangat dalam berjihad,
hingga akhirnya ketika dalam pelayaran, Abu Ayubpun jatuh sakit. Kemudian
panglima perangpun datang menghampiri Abu Ayub dan menanyakan, ''Wahai Abu Ayyub ! Adakah kamu ingin meminta
sesuatu?'' Abu Ayubpun berkata:
“Sampaikan salamku kepada
seluruh tentera Islam dan beritahulah mereka, mahukan mereka menembusi seberapa
jauh tembok Constantinople sehingga mereka beroleh kemenangan dan mengebumikan
mereka(tentera Kristian Rom Byzantine) di bumi Constantinople.”
Beliau berwasiat,
ketika wafat nanti beliau ingin dikuburkan di luar tembok Constantinople.
Ketika ditanya mengapa beliau ingin dikuburkan di tembok tersebut, beliau
berkata kepada panglima tentera Umaiyyah:
“Aku mendengar baginda Rasulullah saw mengatakan seorang lelaki soleh
akan dikuburkan di bawah tembok tersebut dan aku juga ingin mendengar derapan
tapak kaki kuda yang membawa sebaik-baik raja yang mana dia akan memimpin
sebaik-baik tentera seperti yang telah diisyaratkan oleh baginda.“
Itu adalah wasiat sekaligus perkataan terakhir dari
Abu Ayub Al-Anshari. Tidak lama kemudian Abu Ayubpun menghembuskan nafas
terakhirnya. Tentara muslim merasa kehilangan atas wafatnya Abu Ayub ini,
semangat mereka semakin menggelora ketika mereka mendengar wasiat dari Abu
Ayub, tentara muslimpun berusaha mewujudkan wasiat dari sahabat Rosul itu.
Sambil membawa jenazah Abu Ayub, tentara muslimpun bersemangat berjihad untuk
menghancurkan dan menerobos gerbang constantinopel. Berkat izin dan ridho
Alloh gerbang constantinopelpun berhasil
di robohkan oleh tentara muslim. Seketika itu tentara muslim langsung
memakamkan jenazah Abu Ayub di bawah tembok constantinopel sesuai dengan wasiat
beliau.
“Satu
per satu bintang yang berkilauan itu menghilang dengan seizin-Nya, namun kita
harus bisa menggantikan bintang yang hilang itu Sahabat....”
“Sahabat.. selama tubuh ini masih bisa di gerakkan, selama kaki ini masih
bisa berjalan, selama darah ini masih mengalir dan selama jantung ini masih
berdetak, dakwah itu harus di tegakkan dan panji islam harus tetap berkibar...
ingat kisah Abu Ayub sahabat, kecintaannya kepada alloh dan baginda Rosul bisa
mengalahkan semuanya..”
Rohimahumulloh
Abu Ayub Al-Anshori
Tidak ada komentar:
Posting Komentar